Langsung ke konten utama

Pak Dede: Navigasi Kehidupan di Eretan Legendaris Kota Bogor

  


Di dalam aliran tenang sungai di Kampung Keramat Panaragan, Kota Bogor, terdapat kisah yang terukir dalam tiap kayuhan perahu eretan. Pak Dede, seorang jasa perahu eretan, meneruskan tongkat estafet bisnis keluarganya dari sang legendaris, Pak Maman. Ini bukan sekadar perjalanan menyeberang sungai, melainkan sebuah warisan keluarga yang membentang dari generasi ke generasi.

Mengukir Jejak Warisan

Pak Dede bukan hanya seorang perajin perahu eretan, melainkan penjaga suatu warisan yang melibatkan lebih dari sekadar kayu, besi dan air. Ayahnya, Pak Maman, adalah tokoh legendaris di Kota Bogor yang mengukir jejak dengan perahu eretannya selama puluhan tahun. Kini, Pak Dede meneruskan jejak tersebut, mempertahankan tradisi dan menggenggam tongkat estafet warisan keluarga.

Bisinis yang Menyusuri Sungai Waktu

Perahu eretan bukan hanya sarana transportasi, melainkan bagian dari identitas keluarga Pak Dede. Bisnis ini tidak hanya berbicara tentang menyeberangkan orang dari satu tepi sungai ke tepi yang lain, tetapi juga tentang menyusuri arus waktu, melestarikan nilai-nilai keluarga, dan meneruskan keberlanjutan usaha dari generasi ke generasi.

Keseharian di Sungai

Setiap pagi, Pak Dede membuka layanan perahunya. Dengan senyum ramah, ia menyambut penumpang yang memerlukan bantuannya menyeberangi sungai. Seiring perahunya meluncur di permukaan air, ia tidak hanya membawa orang dari satu sisi ke sisi yang lain, tetapi juga membuka lembaran keseharian baru yang penuh makna.

Memori Diukir dalam Kayu

Saat ditanya tentang rahasia keberhasilannya, Pak Dede tersenyum dan berkata, "Perahu ini bukan hanya kayu. Ini adalah memori hidup keluarga saya. Di setiap serat kayu terukir cerita, keberanian, dan ketabahan yang kami alami bersama." Ia mengukir kenangan dan tradisi keluarganya langsung dalam setiap perahu eretan yang ia hasilkan.

Warisan Untuk Masa Depan

Dengan hati yang penuh semangat, Pak Dede tidak hanya menjalankan bisnisnya untuk sekarang, tetapi juga sebagai warisan untuk anak cucunya. Ia bermimpi agar suatu hari nanti, perahu eretan keluarganya akan menjadi saksi bisu perjalanan panjang sebuah keluarga di Kampung Keramat Panaragan.

Jejak Air yang Terus Mengalir

Perahu eretan Pak Dede adalah lebih dari sekadar kayu dan besi yang melayang di permukaan air. Ia adalah cerminan perjalanan hidup keluarga yang terus mengalir seiring waktu. Dengan penuh kebanggaan, Pak Dede membawa setiap penumpangnya, bukan hanya menyeberang sungai, tetapi juga mengalir dalam sejarah keluarganya yang tak terlupakan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kisah Plestia Alaqad, Jurnalis Wanita Tangguh Asal Palestina

  sumber foto, internet Article by Yartika Lintang       Plestia Alaqad merupakan jurnalis asal Palestina yang berumur 22 tahun. Ia berkuliah di Eastern Mediterranean University pada tahun 2019 hingga 2022. Setelah lulus ia membagikan keahliannya di bidang jurnalistik dengan menjadi pelatih Klum Media Bahasa Inggris untuk The Press House. Selain itu dia juga menjadi editor sekaligus manajer media sosial. Plestia Alaqad kini aktif melaporkan kabar terkini terkait situasi di Gaza. Plestia Alaqad juga, disebut sebagai wanita tangguh di tengah perang.        Plestia Alaqad aktif membagikan pembaruan terkini tentang Gaza melalui akun Instagramnya, @byplestia. Salah satu cerita yang ia bagikan adalah saat ia terpaksa meninggalkan rumahnya setelah militer Israel mengebom apartemennya, sebuah kejadian yang mengejutkan banyak orang. Kabar terbaru dari Reuters mengabarkan bahwa Plestia Alaqad terpaksa mengungsi ke rumah temannya setelah kejadian tersebut.       Namun kekhawatiran tidak berhenti

Kisah Haru di Tepi Jalan "Menunggu Pembeli Datang untuk Membeli Daganganku"

          Setiap hari, di sebuah sudut kecil di tepi jalan yang ramai, terdapat kisah yang mengharukan. Seorang pedagang kecil, dengan dagangannya yang penuh usaha dan cinta, setia menunggu pembeli yang mungkin saja berhenti sejenak untuk melihat dan membeli barang dagangannya. Di balik keriuhan kota, tersembunyi cerita seorang pedagang yang menanti-nanti kehadiran pembeli untuk menjadikan setiap hari sebagai penuh harapan. Ditemani dengan barang dangannya yaitu pernak aksesoris wanita, batu akik, dan lain sebagainya. Melalui barang yang antik sang penjual telah menciptakan sejuta kenangan dan harapan yang terkandung dalam setiap produk yang dijualnya. Menunggu bukanlah tugas yang mudah. Sang pedagang ini harus mempertahankan semangatnya meskipun terkadang ia harus menunggu berjam-jam tanpa satu pun pembeli yang berhenti. Namun, di balik senyumannya yang mulai lelah dan tatapannya yang penuh harapan, terpancar tekad untuk terus berusaha dan menjaga kepercayaan bahwa akan, ada seseora