Langsung ke konten utama

Mengenal Lebih Dalam Dengan Kampung Penempa di Ciseeng

 


Desa Penempa, begitulah sebutan untuk desa yang berada di Ciseeng, Bogor, Jawa Barat ini. Sebagian besar masyarakat asli Ciseeng ini ber-profesi sebagai penempa besi yang masih mempertahankan ke-tradisionalan-nya dengan menempa dengan tangan dan membakar material besi yang masih berupa lempengan dengan tungku api batu yang masih terjaga ke-asliannya dari turun-kemurun.

Beberapa penempa di Desa Ciseeng ini rata-rata sudah berada di masa lansia, namun tidak sedikit juga penempa-penempa di Ciseeng ini yang masih menginjak usia menengah-dewasa. Masyarakat di Ciseeng bisa menerima pesanan besi tempaan rata-rata hingga 30-50 besi tempaan per minggunya. Dan omset yang diterima para penempa lokal Ciseeng ini tidak tanggung-tanggung, untuk material dasar yang paling murah, penempa di Ciseeng ini bisa memperoleh omset mulai dari ratusan ribu hingga jutaan rupiah per minggunya, tentunya sekali lagi, tergantung material dasar apa yang diberikan oleh pelanggan kepada para penempa-nya.

Jangkauan pelanggan para penempa tradisional di Ciseeng ini berada di-sekitar-an Jabodetabek, bahkan pelanggan para penempa ini ada yang menjangkau hingga Jepang, Australia, hingga Amerika, mulai dari perorangan, brand terkenal, hingga perusahaan banyak yang menggunakan jasa penempa tradisional lokal Ciseeng ini.

Untuk pengerjaan beberapa alat seperti, Arit dan perkakas sehari-hari, para penempa di Ciseeng ini bisa membuat 3 buah perlengkapan dalam jangka waktu 1-2 jam tergantung design bilah. Dan untuk senjata yang rumit seperti Golok, Kujang, Pedang, Tombak, hingga Katana para penempa lokal Ciseeng memerlukan waktu yang cukup lama, rata-rata pengerjaan bisa hingga 1 bulan, tergantung design dari bilah senjata, sarung, dan ornamen-ornamen detail lainnya.











  sumber foto: Benhur Parasian


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ragam Pasar Loak Di Jakarta: Perdagangan dan Kisah-Kisah yang Tersembunyi

     Di tengah hiruk-pikuk kehidupan kota, Pasar Loak Di Jakarta muncul sebagai tempat yang menyimpan cerita-cerita tersembunyi dan kehidupan pedagang yang penuh warna. Kita akan menyelusuri keunikan pasar loak ini dan merangkai kisah-kisah pedagang yang menjadi bagian tak terpisahkan dari keberlanjutan pasar ini.      Jembatan Item dan Kebayoran, yang telah menjadi pusat perdagangan sejak zaman dahulu, menawarkan lebih dari sekadar barang-barang bekas. Pasar loak ini menjadi pintu gerbang ke masa lalu, memamerkan barang-barang antik, koleksi vinil langka, dan artefak sejarah yang mencerminkan kekayaan budaya masyarakat.      Pedagang di Pasar Loak Jembatan Item dan kebayoran tidak hanya menjual barang-barang, mereka juga berperan sebagai penjaga warisan budaya. Banyak dari mereka memiliki pengetahuan mendalam tentang sejarah setiap barang yang mereka jual, dan mereka dengan antusias menceritakan cerita di balik setiap temuan yang menarik per...

Pa Oyen Bandung

Foto : Rhaffa Izzatul Awaliyah Pa'Oyen adalah usaha keluarga secara turun temurun. Meski namanya sangat terkenal di Bandung, Yoga menegaskan tidak membuka franchise ke orang lain agar rasa aslinya tetap terjaga. Sejarah es campur Pa Oyen berawal dari tahun 1954. Kala itu Pa Oyen berjualan dengan menggunakan gerobak. Lokasinya saat ini ada di Jalan Raya Sukajadi nomor 8, tepatnya di depan Hotel Zest Sukajadi. Kini Pa Oyen memiliki 3 cabang Khusus di Jakarta salah satunya berlokasi di Ampera Garden, Jalan Ampera Raya, Cilandak Timur, Pasar Minggu, Jakarta selatan namanya adalah 'Siomay & Es Sekoteng Pa'Oyen Bandung'. Sesuai dengan nama kedainya, dua menu favorite yang paling laris dipesan pembeli yaitu Siomay dan Es Sekoteng. Disajikan diatas piring putih, siomay dilengkapi dengan tahu, kentang, kol, telur, bumbu kacang dan jeruk nipis yang dipisah. Nah untuk Es Sekotengnya berisi biji delima merah, kelapa muda, alpukat, kolang kaling ditambah susu kental manis, air g...

Tulang Punggung Keluarga - Raihan Ar Razzan

  Foto by: Raihan Ar Razzan                   Seorang kepala keluarga yang baru selesai bekerja sedang menghitung uang disebuah gang daerah pasar Surya Kencana Bogor Senin 18 Oktober 2021. Keadaan lelah sehabis bekerja mencari nafkah untuk keluarga dirumah. Menjadi seorang ayah sudah pasti memikul beban untuk menafkahi keluarga tercinta dengan semangat yang tidak pernah padam. Seorang ayah rela kerja banting tulang pagi hingga malam, disaat kalian tertidur ayah sudah berangkat dan saat kita tidur ayah baru pulang kerumah itu semua demi keluarga. Perjuangan seorang ayah tidak semudah yang dipikirkan seorang anak, betapa banyak anak-anak diluar sana yang hanya memikirkan kesenangan mereka tanpa memikirkan perjuangan seorang ayah demi membahagiakan mereka. Begitu juga dengan perjuangan ayahku dikehidupan yang sulit ini ayah tetap berjuang untuk kebahagian anak-anaknya.     ...