Langsung ke konten utama

Kisah Plestia Alaqad, Jurnalis Wanita Tangguh Asal Palestina

 

sumber foto, internet

Article by Yartika Lintang


      Plestia Alaqad merupakan jurnalis asal Palestina yang berumur 22 tahun. Ia berkuliah di Eastern Mediterranean University pada tahun 2019 hingga 2022. Setelah lulus ia membagikan keahliannya di bidang jurnalistik dengan menjadi pelatih Klum Media Bahasa Inggris untuk The Press House. Selain itu dia juga menjadi editor sekaligus manajer media sosial. Plestia Alaqad kini aktif melaporkan kabar terkini terkait situasi di Gaza. Plestia Alaqad juga, disebut sebagai wanita tangguh di tengah perang. 

      Plestia Alaqad aktif membagikan pembaruan terkini tentang Gaza melalui akun Instagramnya, @byplestia. Salah satu cerita yang ia bagikan adalah saat ia terpaksa meninggalkan rumahnya setelah militer Israel mengebom apartemennya, sebuah kejadian yang mengejutkan banyak orang. Kabar terbaru dari Reuters mengabarkan bahwa Plestia Alaqad terpaksa mengungsi ke rumah temannya setelah kejadian tersebut.

      Namun kekhawatiran tidak berhenti disitu saja, laporan mengatakan bahwa rumah temannya yang menjadi tempat perlindungan juga bisa menjadi sasaran. Kini Plestia Alaqad pun tinggal bersama jurnalis-jurnalis Gaza lainnya di tempat pengungsian tersebut. Ia mengabarkan kehidupan di Gaza yang sungguh berat akibat krisis pangan, air, listrik, hingga kurangnya fasilitas kesehatan. Kini jurnalis perempuan Palestina menjalani hari-hari mereka tak hanya meliput, tapi juga bertahan di tengah gempuran serangan Israel.

      Plestia Alaqad tidak hanya menjadi sumber informasi utama mengenai situasi di Gaza, tetapi juga berbicara tentang tantangan yang dihadapinya sebagai jurnalis. Pekerjaannya tidak hanya memberikan informasi, tetapi juga menunjukkan tekad dan keberanian dalam situasi yang tidak pasti.

      Kehadiran Plestia Alaqad di platform media sosial telah memberikan wawasan penting kepada banyak orang tentang apa yang sebenarnya terjadi di Gaza. Dalam unggahan di akun Instagramnya, Plestia Alaqad bercerita tentang suka duka mengenakan rompi pers dan helm saat bertugas. Diakuinya, rompi dan helm jurnalis kerap menimbulkan sakit kepala dan punggung. Meski begitu, ia tetap memberikan senyuman di hampir setiap unggahan Instagram.

sumber foto, instagram

      Melihat akun instagramnya, Plestia Alaqad kerap mengunggah foto-foto ceria bersama anak-anak Gaza, rekan jurnalis, dan warga lainnya. Berbekal ponsel, Plestia memberanikan diri untuk terus mendokumentasikan kehidupan orang-orang yang terdampak agresi tentara zionis Israel yang serangannya turut merenggut korban jiwa warga tak berdosa.

sumber foto, instagram

      Akun Instagram Plestia Alaqad kini memiliki 4,5 juta pengikut dan komentarnya dipenuhi dukungan dari berbagai pihak. Plestia kini hanya bisa berharap agar rakyat Palestina mendapatkan hak-haknya di tanah mereka sendiri.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ragam Pasar Loak Di Jakarta: Perdagangan dan Kisah-Kisah yang Tersembunyi

     Di tengah hiruk-pikuk kehidupan kota, Pasar Loak Di Jakarta muncul sebagai tempat yang menyimpan cerita-cerita tersembunyi dan kehidupan pedagang yang penuh warna. Kita akan menyelusuri keunikan pasar loak ini dan merangkai kisah-kisah pedagang yang menjadi bagian tak terpisahkan dari keberlanjutan pasar ini.      Jembatan Item dan Kebayoran, yang telah menjadi pusat perdagangan sejak zaman dahulu, menawarkan lebih dari sekadar barang-barang bekas. Pasar loak ini menjadi pintu gerbang ke masa lalu, memamerkan barang-barang antik, koleksi vinil langka, dan artefak sejarah yang mencerminkan kekayaan budaya masyarakat.      Pedagang di Pasar Loak Jembatan Item dan kebayoran tidak hanya menjual barang-barang, mereka juga berperan sebagai penjaga warisan budaya. Banyak dari mereka memiliki pengetahuan mendalam tentang sejarah setiap barang yang mereka jual, dan mereka dengan antusias menceritakan cerita di balik setiap temuan yang menarik per...

Pa Oyen Bandung

Foto : Rhaffa Izzatul Awaliyah Pa'Oyen adalah usaha keluarga secara turun temurun. Meski namanya sangat terkenal di Bandung, Yoga menegaskan tidak membuka franchise ke orang lain agar rasa aslinya tetap terjaga. Sejarah es campur Pa Oyen berawal dari tahun 1954. Kala itu Pa Oyen berjualan dengan menggunakan gerobak. Lokasinya saat ini ada di Jalan Raya Sukajadi nomor 8, tepatnya di depan Hotel Zest Sukajadi. Kini Pa Oyen memiliki 3 cabang Khusus di Jakarta salah satunya berlokasi di Ampera Garden, Jalan Ampera Raya, Cilandak Timur, Pasar Minggu, Jakarta selatan namanya adalah 'Siomay & Es Sekoteng Pa'Oyen Bandung'. Sesuai dengan nama kedainya, dua menu favorite yang paling laris dipesan pembeli yaitu Siomay dan Es Sekoteng. Disajikan diatas piring putih, siomay dilengkapi dengan tahu, kentang, kol, telur, bumbu kacang dan jeruk nipis yang dipisah. Nah untuk Es Sekotengnya berisi biji delima merah, kelapa muda, alpukat, kolang kaling ditambah susu kental manis, air g...

Tulang Punggung Keluarga - Raihan Ar Razzan

  Foto by: Raihan Ar Razzan                   Seorang kepala keluarga yang baru selesai bekerja sedang menghitung uang disebuah gang daerah pasar Surya Kencana Bogor Senin 18 Oktober 2021. Keadaan lelah sehabis bekerja mencari nafkah untuk keluarga dirumah. Menjadi seorang ayah sudah pasti memikul beban untuk menafkahi keluarga tercinta dengan semangat yang tidak pernah padam. Seorang ayah rela kerja banting tulang pagi hingga malam, disaat kalian tertidur ayah sudah berangkat dan saat kita tidur ayah baru pulang kerumah itu semua demi keluarga. Perjuangan seorang ayah tidak semudah yang dipikirkan seorang anak, betapa banyak anak-anak diluar sana yang hanya memikirkan kesenangan mereka tanpa memikirkan perjuangan seorang ayah demi membahagiakan mereka. Begitu juga dengan perjuangan ayahku dikehidupan yang sulit ini ayah tetap berjuang untuk kebahagian anak-anaknya.     ...