Langsung ke konten utama

Pasar loak kebayoran lama saat ini

 

          Pasar Loak Kebayoran Lama letaknya yang berdampingan dengan Stasiun Kebayoran, Jakarta Selatan tersebut membuatku mendengar jelas hiruk pikuk aktivitas yang terjadi di pasar itu dari dalam stasiun.

          Berjalan ke dalam, aku mencari tempat dijualnya barang-barang thrifting. Baru-baru ini thrifting atau aktivitas membeli produk-produk bekas yang masih layak pakai sedang tren di kalangan anak muda. Tidak ingin ketinggalan tren terbaru, aku ingin mencoba mengetes keahlianku dalam mencari produk bekas yang berkualitas dengan harga yang ramah dikantong pelajar.

           Masuk ke dalam pasar, deretan kios penjual pakaian berjejer berharap disinggahi. "boleh teh mau cari apa" pertanyaan yang terdengar dari awal aku masuk ke dalam pasar ini. Gelengan kepala dan senyum menyipit menjadi jawabanku menjawab pertanyaan tersebut. Pasar Kebayoran Lama ternyata sudah terbagi-bagi. Di sisi depan merupakan kios menjual kebutuhan sandang seperti sepatu, pakaian, dan lain sebagainya. Sedikit ke belakang, tercium campuran bau antara aroma sayuran segar, amis daging dan ikan, wangi buah-buahan, dan asamnya sisa sayuran busuk membuatku mengenal tempat yang menjadi pusat perdagangan kebutuhan pangan tersebut berada di tengah hingga ujung pasar.

           Terus berjalan mencari tempat yang sedari awal menjadi incaran, aku menemukan tempat yang agak sepi. Hanya diisi oleh suara pedagang yang menyambut hangat seperti melihat hewan peliharaannya yang sudah lama tidak datang. Dibawah fly over Kebayoran Lama, berjejer penjual aksesoris bekas seperti dompet, jam, pajangan, hingga barang antik. Terlihat hamparan, tikar, tenda, hingga pondasi dengan kayu permanen yang digunakan oleh pedagang untuk menggelar barang dagangan mereka.

           Namun, setelah diteliti lebih dalam, ternyata pakaian itu merupakan barang thrifting yang menjadi tujuanku datang ke pasar ini. Sambil melihat-lihat pakaian, seorang perempuan paruh baya menghampiri dan bertanya kepadaku "mau cari yang kayak gimana mas?" sambil terkejut aku menjawab ingin melihat-lihat lebih dulu barang dagangannya. Seakan tahu tujuanku, perempuan yang sudah tidak terlihat muda tersebut menawarkan celana bermerk, uniqlo ujarnya. Merasa tertarik aku mengambil celana yang ia berikan. Dengan rasa penasaran, aku memberanikan diri bertanya mengenai profesinya sebagai penjual produk bekas di Pasar Loak Kebayoran Lama.

           Pekerjaannya yang berjualan produk bekas setiap hari dari pukul 07.00-18.00 WIB. Mengikuti pasar zaman sekarang, ia menjual barang bekas branded seperti uniqlo, h&m, nike, dan adidas. Harga yang ditawarkan pun sangat ramah di kantong pelajar, mulai dari Rp30 ribu hingga Rp70 ribu rupiah

            Ditengah maraknya jual beli online, pedagang sulitnya mendapat pelanggan. Terutama pada masa pandemi Covid-19 yang lalu, mobilitas yang dibatasi berdampak besar pada pekerjaannya. Daya beli masyarakat yang menurun, berakibat menurunnya pula hasil penjualan dagangannya.

            Lapaknya yang berada di bawah fly over Kebayoran Lama, kadang kala disambangi oleh Satpol PP yang berpatroli untuk meminta pedagang meminggirkan barang dagangannya. Jika sedang tidak beruntung, adakalanya Satpol PP melakukan razia dengan menyita barang dagangan mereka. Alasannya adalah lokasi pedagang yang menggelar barang dagangannya hingga ke bahu jalan dan mengganggu pengendara lain yang ingin lewat. Eni bercerita sebenarnya terdapat pilihan lain jika tidak ingin terkena gusur, yakni dengan menyewa lapak seharga Rp3.000 setiap harinya.

           Yang menarik adalah pedagang barang bekas di Pasar Loak Kebayoran Lama ini kebanyakan merupakan perantau. Namun, perantau tersebut didominasi oleh mereka yang berasal dari Kuningan, Jawa Barat. 


Erias Niko F

21310028

5D

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ragam Pasar Loak Di Jakarta: Perdagangan dan Kisah-Kisah yang Tersembunyi

     Di tengah hiruk-pikuk kehidupan kota, Pasar Loak Di Jakarta muncul sebagai tempat yang menyimpan cerita-cerita tersembunyi dan kehidupan pedagang yang penuh warna. Kita akan menyelusuri keunikan pasar loak ini dan merangkai kisah-kisah pedagang yang menjadi bagian tak terpisahkan dari keberlanjutan pasar ini.      Jembatan Item dan Kebayoran, yang telah menjadi pusat perdagangan sejak zaman dahulu, menawarkan lebih dari sekadar barang-barang bekas. Pasar loak ini menjadi pintu gerbang ke masa lalu, memamerkan barang-barang antik, koleksi vinil langka, dan artefak sejarah yang mencerminkan kekayaan budaya masyarakat.      Pedagang di Pasar Loak Jembatan Item dan kebayoran tidak hanya menjual barang-barang, mereka juga berperan sebagai penjaga warisan budaya. Banyak dari mereka memiliki pengetahuan mendalam tentang sejarah setiap barang yang mereka jual, dan mereka dengan antusias menceritakan cerita di balik setiap temuan yang menarik per...

Pa Oyen Bandung

Foto : Rhaffa Izzatul Awaliyah Pa'Oyen adalah usaha keluarga secara turun temurun. Meski namanya sangat terkenal di Bandung, Yoga menegaskan tidak membuka franchise ke orang lain agar rasa aslinya tetap terjaga. Sejarah es campur Pa Oyen berawal dari tahun 1954. Kala itu Pa Oyen berjualan dengan menggunakan gerobak. Lokasinya saat ini ada di Jalan Raya Sukajadi nomor 8, tepatnya di depan Hotel Zest Sukajadi. Kini Pa Oyen memiliki 3 cabang Khusus di Jakarta salah satunya berlokasi di Ampera Garden, Jalan Ampera Raya, Cilandak Timur, Pasar Minggu, Jakarta selatan namanya adalah 'Siomay & Es Sekoteng Pa'Oyen Bandung'. Sesuai dengan nama kedainya, dua menu favorite yang paling laris dipesan pembeli yaitu Siomay dan Es Sekoteng. Disajikan diatas piring putih, siomay dilengkapi dengan tahu, kentang, kol, telur, bumbu kacang dan jeruk nipis yang dipisah. Nah untuk Es Sekotengnya berisi biji delima merah, kelapa muda, alpukat, kolang kaling ditambah susu kental manis, air g...

Tulang Punggung Keluarga - Raihan Ar Razzan

  Foto by: Raihan Ar Razzan                   Seorang kepala keluarga yang baru selesai bekerja sedang menghitung uang disebuah gang daerah pasar Surya Kencana Bogor Senin 18 Oktober 2021. Keadaan lelah sehabis bekerja mencari nafkah untuk keluarga dirumah. Menjadi seorang ayah sudah pasti memikul beban untuk menafkahi keluarga tercinta dengan semangat yang tidak pernah padam. Seorang ayah rela kerja banting tulang pagi hingga malam, disaat kalian tertidur ayah sudah berangkat dan saat kita tidur ayah baru pulang kerumah itu semua demi keluarga. Perjuangan seorang ayah tidak semudah yang dipikirkan seorang anak, betapa banyak anak-anak diluar sana yang hanya memikirkan kesenangan mereka tanpa memikirkan perjuangan seorang ayah demi membahagiakan mereka. Begitu juga dengan perjuangan ayahku dikehidupan yang sulit ini ayah tetap berjuang untuk kebahagian anak-anaknya.     ...