Langsung ke konten utama

Kurangnya Kesadaran Membuang Sampah Pada Tempatnya



Foto: Teguh Wahyu Santoso


BOGOR - Di berbagai sudut kota dan pedesaan, kita seringkali disaksikan dengan pemandangan yang menyedihkan, sampah berserakan di sepanjang jalan. Kurangnya kesadaran dalam membuang sampah pada tempatnya telah menjadi masalah yang merusak lingkungan dan merugikan kita semua. Contohnya seperti di JL. Pahlawan Sabeki, Ds. Bojong Baru, Kec. Bojonggede, Kab. Bogor, Jawa Barat. Selasa (07/11/2023).

Dalam era ini, kita telah mengetahui betapa pentingnya menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan. Namun, masih banyak orang yang memilih untuk mengabaikan kewajiban sederhana ini. Mereka membuang sampah sembarangan, tanpa memikirkan dampaknya terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar. Dampak buruk dari kurangnya kesadaran ini sangat jelas. Pertama, lingkungan kita tercemar oleh sampah plastik, limbah makanan, dan benda-benda lain yang bisa mencemari tanah, air, dan udara.

Selain itu, tumpukan sampah yang tidak terkelola dengan baik dapat menjadi sarang penyakit dan masalah kesehatan di masyarakat. Nyamuk dan tikus, yang sering ditemukan di sekitar sampah, dapat menyebarkan penyakit seperti demam berdarah dan leptospirosis.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan kurangnya kesadaran masyarakat dalam membuang sampah pada tempatnya, termasuk kurangnya edukasi tentang dampak lingkungan, kurangnya fasilitas pengelolaan sampah yang memadai, dan ketidakpedulian terhadap lingkungan sekitar. Kurangnya pengawasan dan penegakan aturan terkait dengan pembuangan sampah juga berperan dalam masalah ini.

Untuk mengatasi masalah ini, perlu ada upaya yang melibatkan pemerintah setempat, lembaga swadaya masyarakat, serta masyarakat itu sendiri. Ini bisa mencakup kampanye kesadaran lingkungan, penyuluhan tentang pengelolaan sampah yang baik, pemasangan tong sampah di lokasi strategis, dan penegakan aturan yang lebih ketat terkait dengan pembuangan sampah ilegal. Selain itu, penting untuk melibatkan masyarakat dalam memahami pentingnya menjaga kebersihan wilayah mereka dan berperan aktif dalam menjaga Bojonggede tetap bersih dan indah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ragam Pasar Loak Di Jakarta: Perdagangan dan Kisah-Kisah yang Tersembunyi

     Di tengah hiruk-pikuk kehidupan kota, Pasar Loak Di Jakarta muncul sebagai tempat yang menyimpan cerita-cerita tersembunyi dan kehidupan pedagang yang penuh warna. Kita akan menyelusuri keunikan pasar loak ini dan merangkai kisah-kisah pedagang yang menjadi bagian tak terpisahkan dari keberlanjutan pasar ini.      Jembatan Item dan Kebayoran, yang telah menjadi pusat perdagangan sejak zaman dahulu, menawarkan lebih dari sekadar barang-barang bekas. Pasar loak ini menjadi pintu gerbang ke masa lalu, memamerkan barang-barang antik, koleksi vinil langka, dan artefak sejarah yang mencerminkan kekayaan budaya masyarakat.      Pedagang di Pasar Loak Jembatan Item dan kebayoran tidak hanya menjual barang-barang, mereka juga berperan sebagai penjaga warisan budaya. Banyak dari mereka memiliki pengetahuan mendalam tentang sejarah setiap barang yang mereka jual, dan mereka dengan antusias menceritakan cerita di balik setiap temuan yang menarik per...

Pa Oyen Bandung

Foto : Rhaffa Izzatul Awaliyah Pa'Oyen adalah usaha keluarga secara turun temurun. Meski namanya sangat terkenal di Bandung, Yoga menegaskan tidak membuka franchise ke orang lain agar rasa aslinya tetap terjaga. Sejarah es campur Pa Oyen berawal dari tahun 1954. Kala itu Pa Oyen berjualan dengan menggunakan gerobak. Lokasinya saat ini ada di Jalan Raya Sukajadi nomor 8, tepatnya di depan Hotel Zest Sukajadi. Kini Pa Oyen memiliki 3 cabang Khusus di Jakarta salah satunya berlokasi di Ampera Garden, Jalan Ampera Raya, Cilandak Timur, Pasar Minggu, Jakarta selatan namanya adalah 'Siomay & Es Sekoteng Pa'Oyen Bandung'. Sesuai dengan nama kedainya, dua menu favorite yang paling laris dipesan pembeli yaitu Siomay dan Es Sekoteng. Disajikan diatas piring putih, siomay dilengkapi dengan tahu, kentang, kol, telur, bumbu kacang dan jeruk nipis yang dipisah. Nah untuk Es Sekotengnya berisi biji delima merah, kelapa muda, alpukat, kolang kaling ditambah susu kental manis, air g...

Tulang Punggung Keluarga - Raihan Ar Razzan

  Foto by: Raihan Ar Razzan                   Seorang kepala keluarga yang baru selesai bekerja sedang menghitung uang disebuah gang daerah pasar Surya Kencana Bogor Senin 18 Oktober 2021. Keadaan lelah sehabis bekerja mencari nafkah untuk keluarga dirumah. Menjadi seorang ayah sudah pasti memikul beban untuk menafkahi keluarga tercinta dengan semangat yang tidak pernah padam. Seorang ayah rela kerja banting tulang pagi hingga malam, disaat kalian tertidur ayah sudah berangkat dan saat kita tidur ayah baru pulang kerumah itu semua demi keluarga. Perjuangan seorang ayah tidak semudah yang dipikirkan seorang anak, betapa banyak anak-anak diluar sana yang hanya memikirkan kesenangan mereka tanpa memikirkan perjuangan seorang ayah demi membahagiakan mereka. Begitu juga dengan perjuangan ayahku dikehidupan yang sulit ini ayah tetap berjuang untuk kebahagian anak-anaknya.     ...